Your cart is currently empty!
Kulwap-002: Tauhid Sebagai Pondasi Hidup Seorang Muslim
TAUHID SEBAGAI PONDASI HIDUP SEORANG MUSLIM
Apa itu tauhid?
Bayangkan apabila kita mempunyai sebuah kertas, kemudian kertas itu kita sobek-sobek menjadi beberapa potongan-potongan kertas kecil. Kemudian kita satukan potongan-potongan kertas tersebut.
Dalam bahasa Arab perbuatan ini disebut sebagai “Wahhid”, atau menyatukan.
Ada begitu banyak ciptaan Alloh SWT. Semua yang begitu banyak berasal dari satu pencipta.
Yang menciptakan adalah 1
Yang menggerakkan adalah 1
Yang menghidupkan adalah 1
Siapakah dia?
dialah Alloh SWT?
اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (10:3)
Adapun pembagian tauhid itu ada 5, yaitu Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, Asma Wa Sifat dan Rahmaniah.
1. Tauhid Rububiyah adalah iman kepada Alloh SWT sebagai pencipta, penguasa, serta pengatur segala urusan yang ada di alam semesta ini, Zat yang menghidupkan dan mematikan, serta Zat yang menetapkan hukum alam (sunatullah)
2. Tauhid Uluhiyah adalah meyakini atau mengimani bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh SWT
3. Tauhid Mulkiyah adalah meyakini bahwa Alloh SWTsebagai satu-satunya Zat yang menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan
4. Tauhid Asma Wa Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Alloh SWT. yang luhur berdasarkan petunjuk Alloh SWT.
5. Tauhid Rahmaniah adalah perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta.
Ada banyak cara cara seseorang memanggil Tuhannya, diantaranya adalah “Rabbun” dan “Ilahun”. Kedua istilah itu sama-sama tuhan. Tapi apa bedanya?
“Rabbun” adalah pengertian Tuhan yang dikaitkan dengan penciptaan alam semesta dan seisinya, Yang tidak terhitung banyaknya.
Kemudian apa itu “Ilahun”, dijelaskan dengan ayat ini
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدٌ يُحْيِ وَيُمِتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قدِرْ
Tidak ada Tuhan selain Allah, Zat yang Maha Tunggal yang tidak mempunyai sekutu, bagi-Nya kerajaan dan pujian, Yang menghidupkan dan Yang mematikan, Dia-lah yang mempunyai kekuasaan
Orang yang memiliki tauhid sebagai fondasi kehidupannya, digambarkan sebagai berikut:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (14:24)
Hanya orang-orang yang bertauhid yang mampu menebar kebaikan dan manfaat.
Coba kita perhatikan.
Manusia itu nya adakalanya berbuat baik, namun tidak setiap waktu. Tapi, Alloh SWT memberikan keistimewaan bagi orang-orang memegang kalimat tauhid. Mereka adalah manusia yang selalu menebar kebaikan setiap waktu setiap saat.
تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ
(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. (14:25)
Salah satu ciri orang yang bertauhid adalah merasa dirinya selalu diawasi oleh Alloh SWT. Inilah definisi dari “Ihsan”.
Inilah yang menyebabkan, seorang muslim selalu berusaha memperbaiki amalannya dan mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim 102).[3]
Seorang yang bertauhid memiliki kontrak dengan Alloh SWT, bahwa dia akan selalu berbuat baik dan menghormati, pada siapa pun! Tanpa pamrih!
Bayangkanlah apabila kita bertemu seorang muslim yang selalu terseyum saat bertemu, kemudian meabar salam… Bahkan setiap ucapannya adalah kebaikan.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah dan keberkahan”
Bagaimana dengan orang-orang yang berpamrih?
Orang-orang berpamrih adalah mereka yang melakukan sesuatu bukan karena Alloh SWT. Mereka mau melakukan perbuatan baik dengan iming-iming tertentu, dengan mengharapkan sesuatu sebagai imbalan.
Bahkan, adakalanya mereka mencibir apabila kita lakukan sesuatu itu perbuatan baik yang sama sekali tidak menguntungkan diri kita bagi
Namun jangan khawatir saudaraku, Alloh SWT sudah memberikan jawabannya dalam ayat di bawah ini
۞ اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَيُقْتَلُوْنَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالْقُرْاٰنِۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَاسْتَبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ –
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung (9:111)
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ قُرْبٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ
Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman (9:112)
Wallahualam Bissawab
Sumber:
Tanggal: 6 Oktober 2021
Pembicara: Ustadz Arifin Jayadiningrat
dalam kajian Masjid Salahuddin Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, https://t.me/salahuddinDJP
Leave a Reply