Your cart is currently empty!
Kulwap-005: Aliran Ilmu Yang Terjaga Dalam Islam
ALIRAN ILMU YANG TERJAGA DALAM ISLAM
Konsepsi umum dari pokok-pokok aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan tentunya bersumber pada dua aspek hukum utama yaitu Alquran dan juga hadis-hadis.
Apabila ada tuntunan dari hadits-hadits tersebut kemudian diaplikasikan dalam berkehidupan (untuk diikuti) maka itu dikatakan “sunnah”.
Lebih lanjut, bila sunnah dikaitkan dengan Ushul fiqih, maka nanti ada turunan dari hukum-hukumnya yaitu Wajib, Sunnah, Makruh, Mubah, dan Haram.
Para ulama sepakat bahwa sunnah menunjuk pada sifat dari pedoman yang diikuti. Jadi kalau kita mendengar istilah sunnah nabi, maka tidak cukup bagi kita untuk sekedar mendengar atau mengetahuinya. Sunnah nabi tersebut adalah anjuran agar kita mengikutinya.
Terkait dengan Akidah ada 6 simpul pokok-pokok, atau yang biasa kita sebut sebagai rukun iman, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada qada’ dan qadar (Takdir yang baik maupun yang buruk datangnya dari Allah SWT)
Pokok-pokok aqidah dan iman sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dipahami oleh umat yang dapat dibedakan untuk tiap generasinya. Secara singkat, umat tersebut dapat digolongkan kepada 3 yaitu
1. Sahabat
2. Tabi’in
3. Tabi’ Tabi’in
4. Taba’an (ya kita semua yang hidup saat ini)
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang dengan sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar (QS 48:29)
Ayat di atas yang berbunyi “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang (umat) yang bersama dengan dia … “ (مُّحَمَّدٌۭ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ) merupakan definisi dari para “sahabat” yang telah disebutkan dalam Al Quran
Ciri “sahabat” adalah
1. Hidup semasa dengan Rasulullah SAW
2. Berjumpa dengan Rasulullah SAW, dan
3. Beriman kepada Rasulullah SAW sampai wafat
Apabila, salah satu dari kriteria ini tidak ada, maka gugur dan tidak dapat dimasukkan sebagai kriteria “sahabat”
Kriteria sahabat dengan beriman sampai dengan dia wafat adalah kriteria yang sangat penting. Karena nanti ada sahabat yang awalnya beriman, tapi setelah nabi wafat kemudian dia murtad. Contohnya adalah Musailamah bin Kazzab. Ada juga yang beriman semasa Nabi hidup, tapi penuh dengan penyakit dan hanya kamuflase saja, seperti Abdullah bin Ubay bin Salul. Kedua orang itu tidak masuk dalam kategori “sahabat”.
Jadi dalam Islam itu semua hal yang sampai kepada kita, tentang pengetahuan-pengetahuan, bimbingan bimbingan, untuk bersyariat beragama … sumber-sumber itu bisa dirujuk. Cara mengetahui rujukan ini salah satunya dengan mengetahui pergantian setiap generasi. Untuk itulah kemudian, para ulama memberikan penamaan penamaan, untuk memberikan kesan terhadap generasi-generasi tersebut.
Dalam Islam, semua referensi akan tersambung kepada Rasulullah SAW, atau yang biasa kita sebut sebagai sanad. Jadi shalat itu akan tersambung mulai dari
Taba’a (kita) -> Tabi’ Tabi’in -> Tabi’in -> Sahabat -> Rasulullah SAW
Jadi, Islam itu luar biasa istimewa, semua referensi tersambung! Pengetahuan tentang shalat, cara salat, mulai dari takbir sampai salam … itu referensinya bersambung sampai Rasulullah SAW. Termasuk pokok-pokok Iman yang ada enam, bagaimana kita mengenal dan membaca al-quran … itu nggak ada bedanya dengan umat terdahulu, sama … ! dan sampai ke Rasulullah SAW.
Luar biasanya lagi, di setiap era, ada “tokoh-tokoh” yang menyerap ilmu warisan dari Rasulullah SAW, kemudian mereka menyampaikan kepada generasi-generasi setelahnya. Para tokoh tersebut disebut “Alim” (singular) atau “Ulama” (Plural).
Untuk menjadi ulama tidaklah mudah, ada banyak kriterianya. Tapi secara umum ada dua kriteria utama yaitu berilmu (عُلَمَـٰٓؤُا۟ ) dan memiliki sifat khasyyah (يَخْشَى)
أَوَلَمْ يَكُن لَّهُمْ ءَايَةً أَن يَعْلَمَهُۥ عُلَمَـٰٓؤُا۟ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ
Apakah tidak (cukup) menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (QS 26:197)
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَـٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَـٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun (QS 35:28)
من سلك طريقًا يطلبُ فيه علمًا، سلك اللهُ به طريقًا من طُرُقِ الجنَّةِ، وإنَّ المَلائكةَ لَتضعُ أجنحتَها لطالبِ العلمِ رضًا بما يصنع، وإنَّ العالمَ لَيستغفرُ له مَن في السمواتِ، ومن في الأرضِ، والحيتانُ في جوفِ الماءِ، وإنّ فضلَ العالمِ على العابدِ كفضلِ القمرِ ليلةَ البدرِ على سائرِ الكواكبِ، وإنَّ العلماءَ ورثةُ الأنبياءِ، وإنَّ الأنبياءَ، لم يُوَرِّثوا دينارًا، ولا درهمًا، إنما وَرّثوا العلمَ، فمن أخذه أخذ بحظٍّ وافرٍ
“Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Orang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun dibumi sampai ikan di air.
Keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Para ulama itu pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, maka telah mendapatkan bagian yang paling banyak.”
Jadi jelas bahwa para ulama itu adalah pewarisnya Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tapi yang paling berharga adalah “pengetahuan” (tuntunan).
Bapak Ibu silahkan cek, apakah ada agama selain islam yang pengatahuan dan tuntunan nya tersambung sampai dengan punutur awalnya (pembawa risalah)…. Itulah mengapa islam sangat terjaga, objektif, dan dapat dipertangunggjawabkan ajarannya.
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus… (QS. 2: 256)
Oleh karena itu, jelas tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam. Kalau mereka mau merenung, menggunakan akal pikir, dan mempelajari islam lebih lanjut, tentu mereka akan menemukan fakta bahwa islam lah ajaran yang benar.
Bagaimana islam menjaga kebenaran ajarannya? Ada dua cara satu dengan hafalan (الحفط في الصدري) dan tulisan (ال كتب في السطور). Makanya kalau kita sedang menghafal Al Quran, pasti buka mushaf. Dan orang yang sudah hafal Al Quran, pasti bisa mengkonfirmasi (murojaah) dengan tulisannya (yang ada di dalam mushaf)
“Ilmu” di dalam islam sangat terjaga keasliannya… Bahkan … Dijaga “langsung” oleh Alloh SWT. Kita bisa cek Al Quran dalam bahasa arab itu sama semua bentuk nya, tulisannya, dan cara pengucapannya.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (QS 15:9)
Bapak Ibu silahkan cek kembali, apakah ada agama selain islam yang pengetahuan dan tuntunan nya dapat dikonfirmasi antara hafalan dan tulisannya (kitab suci)… KItab suci agama lain, contoh… di inggris akan ditulis dalam bahasa inggris, di Indonesia dalam bahasa indonesia, dan tidak ditemukan bagian pokoknya.
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamitthoriq
Sumber:
Tanggal: 14 Januari 2022
Pembicara: Ustadz Adi Hidayat
Link rekaman kajian secara lengkap: https://www.youtube.com/watch?v=wxYN1NEYfhw
Leave a Reply