Your cart is currently empty!
Kulwap-006: Gerhana Dan Ketauhidan
GERHANA DAN KETAUHIDAN
Hari ini, Selasa (8/11/2022) terjadi Fenomena gerhana bulan total yang dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, (kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu). Insya Allah Coba kita diskusikan fenomena gerhana tersebut dari sudut pandang fikih dan ketauhidan:
Gerhana itu ada dua jenis yaitu gerhana bulanخسوف dan gerhana matahari كسوف . Gerhana di dalam bahasa Arab bermakna terlindung/ terhalang atau hilangnya cahaya matahari, baik hanya sebagian (gerhana parsial) atau keseluruhannya (gerhana total).
Ada suatu kisah menarik dibalik pembahasan gerhana.
Rasulullah ﷺ pernah memiliki 3 orang putra. Khadijah melahirkan dua anak laki-laki untuk Rasulullah ﷺ yaitu Qosim dan Thahir, namun keduanya meninggal ketika masih bayi di pangkuan ibunya. Putra yang terakhir adalah Ibrahim bin Muhammad yang dilahirkan oleh Mariyah Qibtiyah. Beberapa waktu kemudian Khadijah wafat, dan berturut-turut ketiga putri Rasulullah ﷺ juga meninggal (Zainab, Ruqayyah dan Ummu Qultsum). Karena itu kita dapat memahami betapa besarnya rasa sayang Rasulullah ﷺ kepada Ibrahim anaknya yang lahir dari Mariyah. Sayangnya, di usia yang masih sangat belia, Ibrahim jatuh sakit.
Dalam kitab Riyadhus Shalihin (924), disampaikan bahwa:
Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah ﷺ masuk ke tempat anaknya yaitu Ibrahim r.a. dan ia sedang berderma dengan jiwanya – yakni menghadapi kematian, maka kedua mata Rasulullah ﷺ. itu melelehkan air mata. Abdur Rahman bin Auf berkata kepadanya: “Tuan pun menangis ya Rasulullah?” Rasulullah ﷺ lalu bersabda: “Hai Ibnu Auf, sesungguhnya air mata ini adalah sebagai tanda kasih sayang.” Selanjutnya air mata pertama itu diikuti air mata kedua dan seterusnya. Rasulullah ﷺ lalu bersabda: “Sesungguhnya mata pun dapat mengalirkan air mata dan hati pun dapat berdukacita. Kita tidak mengucapkan melainkan apa yang dapat memberikan keridhaan kepada Tuhan kita dan sesungguhnya kita ini dengan berpisah denganmu itu, hai Ibrahim niscayalah bersedih hati.”
Tak berlangsung lama, kemudian Ibrahim pun meninggal dunia pada tahun 10 Hijriyah. Jadi … Rasulullah ﷺ hanya mempunyai keturunan dari satu-satunya putri beliau, yaitu Fatimah Az Zahra.
Secara kebetulan (Qodarullah), meninggalnya Ibrahim bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari. Pada saat itu, di kalangan sahabat muncul desas-desus bahwa terjadinya gerhana matahari dikarenakan putra semata wayang Rasulullah ﷺ itu meninggal dunia. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang beranggapan bahwa alam tidak berkehendak dan bencana bisa saja terjadi.
Namun Rasulullah ﷺ membantahnya dan menegaskan bahwa baik gerhana matahari maupun bulan, tidak ada hubungannya dengan kelahiran atau kematian seseorang. Beliau percaya bahwa kematian anaknya tersebut merupakan kehendak Allah SWT.
Poin pentingnya adalah, bukan pada gerhananya … tapi anggapan dan munculnya perasaan orang-orang … “wah ada gerhana ini, jangan-jangan bakalan terjadi sesuatu yang buruk (misal bencana atau kematian).
Hal-hal demikian, yang mengaitkan fenomena alam dengan kejadian-kejadian tertentu, disebut “TAKHAYUL”. Dengan kata lain, takhayul adalah mengkhayalkan sesuatu yang tidak ada kaitannya, dan biasanya berkaitan dengan hal-hal buruk. Dalam perjalanan ketauhidan seorang muslim ada dua penyakit rohani yang sangat berbahaya yaitu TAKHAYUL dan KHURAFAT.
Kemudian turunlah firman Allah SWT dalam Surat Fussilat ayat 37:
وَمِنْ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ٣٧
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya
Dari Abu Mas’ud Al Ansari beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah Shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)
Dari ayat di atas ada dua hal yang diperintahkan Allah SWT yaitu terkait aspek ketauhidan dan hal yang harus dilakukan seorang muslim saat terjadinya gerhana.
Sekarang jelas ya, kalau terjadi gerhana … kita tidak boleh bertakhayul dan mengaitkan hal tersebut dengan peristiwa-peristiwa tertentu.
Terus bagaimana menyikapinya?
Sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ, ada 3 hal yang disunahkan pada saat terjadi gerhana yaitu Berdoa/Bertakbir, Shalat sunah gerhana, dan bersedekah.
Wallahul Muwaffiq ila Aqwamitthoriq
Sumber: Kajian Ustadz Adi Hidayat & Riyadhus Sholihin.
Leave a Reply