Sejarah

Keberadaan Ikatan Masyarakat Muslim Indonesia
(IMMI) di Finlandia tidak terlepas dari peran penting para Ibu Indonesia yang
menetap di negara tersebut. Pada awal tahun 2000-an, para Ibu Indonesia secara
rutin mengadakan pertemuan Dharma Wanita di KBRI Helsinki untuk bertatap muka
dan melakukan kegiatan arisan.

 

Setelah program pertemuan bulanan tersebut
berakhir, para
ummahaatunseringkali menyisihkan waktu untuk berdoa bersama, membaca Surat Yassin
serta berdiskusi kecil tentang Islam. Kegiatan tersebut kemudian menjadi
motivasi bagi organisasi Dharma Wanita untuk mengadopsi kegiatan pengajian
Ibu-Ibu sebagai bagian dari Bidang Pendidikan Kerohanian.

 

Pada saat itu, Ketua Dharma Wanita di KBRI
Helsinki dijabat oleh Ibu Rumiati Gani, istri Duta Besar RI Bapak Ahmad Fauzie
Gani yang bertugas di negara tersebut pada tahun 2000 – 2003. Pengajian Ibu-Ibu
kemudian meluas dan melibatkan anak-anak dalam kegiatan mengenal huruf Al
Quran.

 

Seiring dengan waktu dan perubahan animo
masyarakat, pengajian kecil yang awalnya hanya diikuti oleh sekitar belasan
orang, kemudian meluas kepada masyarakat Indonesia yang menetap di Finlandia.
Meskipun demikian, pengajian masih didominasi oleh para Ibu sehingga sering
disebut sebagai pengajian ibu-ibu.

 

Perlahan tapi pasti, para suami yang mengantar
para istri ke tempat mengaji juga tertarik untuk ikut membaca Surat Yassin
bersama atau yang biasa disebut Yassinan. Sehingga pertemuan Yassinan menjadi
rutin sebulan sekali dan diikuti oleh para Ibu, Bapak, dan anak-anak Indonesia
yang tinggal di Finlandia. Pertemuan Yassinan sering diadakan di Ruang
Pertemuan KBRI Helsinki yang dapat menampung jumlah jemaah yang cukup besar,
walaupun beberapa kali juga diadakan di rumah-rumah para warga yang ingin
menjadi tuan rumah pertemuan.

 

Pada periode tahun 2008-2011, seorang pejabat
diplomatik bernama Ibu Azzah Murad yang bertanggung jawab di bidang penerangan
dan sosial budaya di KBRI Helsinki, memberikan dorongan yang kuat untuk
menjadikan pengajian yang sebelumnya hanya berupa kelompok informal menjadi
organisasi resmi. Ibu Ayu Abusamah menjadi Ketua IMMI yang pertama, kemudian
digantikan oleh Bapak Rio Wibowo. 


Setelah melalui pertimbangan yang matang,
pada tahun 2017/2018, IMMI resmi terdaftar sebagai organisasi non-profit
Indonesia pada otoritas registrasi kelembagaan Finlandia (PRH). Sejak tahun
2017, IMMI dipimpin oleh Bapak Mustafa Kamal. Kemudian, posisi ketua IMMI
berganti tangan dan dijabat oleh Bapak Irfan Hendrian (2020),
kemudian dilanjutkan oleh
Bapak Alfan Mansur (2021), 
Bapak David Syam Budi Bakroh (2022-2023), dan kini diketuai oleh Bapak Keni Vidilaseris (2024-2025).